Baru-baru ini, perusahaan terkemuka di bidang pembayaran blockchain, Ripple, mengumumkan kerjasama strategis dengan raksasa keuangan Jepang, SBI Holdings, yang berencana untuk meluncurkan stablecoin dolar Amerika mereka, Ripple USD (RLUSD), di pasar Jepang pada kuartal pertama 2026. Langkah ini menandai terobosan besar di pasar cryptocurrency Jepang.
Berdasarkan nota kesepahaman yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, anak perusahaan SBI Group yang fokus pada perdagangan enkripsi, SBI VC Trade, akan bertindak sebagai distributor utama RLUSD di Jepang. Perlu dicatat bahwa SBI VC Trade telah memperoleh kualifikasi "penyedia layanan transaksi pembayaran elektronik" yang diberikan oleh pemerintah Jepang, yang menetapkan dasar regulasi yang kuat untuk kerjasama ini.
Latar belakang kerjasama ini adalah revisi "Undang-Undang Penyelesaian Dana" yang mulai berlaku di Jepang pada 1 Juni 2023. Undang-undang baru ini memasukkan stablecoin ke dalam kategori "alat penyelesaian elektronik", sambil mencabut larangan peredaran stablecoin luar negeri di Jepang. Penyesuaian kebijakan ini menciptakan lingkungan regulasi yang menguntungkan untuk kerjasama Ripple dan SBI.
RLUSD sebagai stablecoin yang pertama kali diluncurkan oleh Ripple, telah menarik perhatian pasar secara luas sejak diluncurkan pada Desember 2024. Stablecoin ini didukung oleh cadangan penuh yang berasal dari simpanan dolar AS, surat utang AS jangka pendek, dan aset dengan likuiditas tinggi, serta dilaporkan setiap bulan oleh firma akuntan independen untuk memastikan kredibilitas dan transparansinya.
CEO SBI VC Trade, Kondo Tomohiro, menyatakan optimis tentang kerjasama ini. Ia percaya bahwa pengenalan RLUSD tidak hanya akan memperluas ukuran pasar stablecoin di Jepang, tetapi juga akan semakin membuktikan keandalan dan kenyamanan stablecoin sebagai alat keuangan.
Kerjasama ini tidak diragukan lagi akan membawa energi baru ke bidang teknologi keuangan di Jepang, sekaligus mencerminkan hubungan yang semakin erat antara lembaga keuangan tradisional dan perusahaan teknologi blockchain. Dengan diperkenalkannya RLUSD, pasar cryptocurrency Jepang diharapkan akan menyambut peluang pengembangan baru, memberikan lebih banyak pilihan layanan keuangan yang beragam bagi para investor dan perusahaan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
21 Suka
Hadiah
21
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
LightningLady
· 08-22 17:40
Ini terlalu lambat, kuartal pertama tahun 2026
Lihat AsliBalas0
MemecoinResearcher
· 08-22 08:54
analisis statistik menunjukkan back af ripple
Lihat AsliBalas0
StablecoinEnjoyer
· 08-22 08:53
Satu lagi stablecoin yang tidak bisa dimainkan
Lihat AsliBalas0
TestnetFreeloader
· 08-22 08:50
26 tahun terlalu lama~ lebih baik tidur santai koin
Baru-baru ini, perusahaan terkemuka di bidang pembayaran blockchain, Ripple, mengumumkan kerjasama strategis dengan raksasa keuangan Jepang, SBI Holdings, yang berencana untuk meluncurkan stablecoin dolar Amerika mereka, Ripple USD (RLUSD), di pasar Jepang pada kuartal pertama 2026. Langkah ini menandai terobosan besar di pasar cryptocurrency Jepang.
Berdasarkan nota kesepahaman yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, anak perusahaan SBI Group yang fokus pada perdagangan enkripsi, SBI VC Trade, akan bertindak sebagai distributor utama RLUSD di Jepang. Perlu dicatat bahwa SBI VC Trade telah memperoleh kualifikasi "penyedia layanan transaksi pembayaran elektronik" yang diberikan oleh pemerintah Jepang, yang menetapkan dasar regulasi yang kuat untuk kerjasama ini.
Latar belakang kerjasama ini adalah revisi "Undang-Undang Penyelesaian Dana" yang mulai berlaku di Jepang pada 1 Juni 2023. Undang-undang baru ini memasukkan stablecoin ke dalam kategori "alat penyelesaian elektronik", sambil mencabut larangan peredaran stablecoin luar negeri di Jepang. Penyesuaian kebijakan ini menciptakan lingkungan regulasi yang menguntungkan untuk kerjasama Ripple dan SBI.
RLUSD sebagai stablecoin yang pertama kali diluncurkan oleh Ripple, telah menarik perhatian pasar secara luas sejak diluncurkan pada Desember 2024. Stablecoin ini didukung oleh cadangan penuh yang berasal dari simpanan dolar AS, surat utang AS jangka pendek, dan aset dengan likuiditas tinggi, serta dilaporkan setiap bulan oleh firma akuntan independen untuk memastikan kredibilitas dan transparansinya.
CEO SBI VC Trade, Kondo Tomohiro, menyatakan optimis tentang kerjasama ini. Ia percaya bahwa pengenalan RLUSD tidak hanya akan memperluas ukuran pasar stablecoin di Jepang, tetapi juga akan semakin membuktikan keandalan dan kenyamanan stablecoin sebagai alat keuangan.
Kerjasama ini tidak diragukan lagi akan membawa energi baru ke bidang teknologi keuangan di Jepang, sekaligus mencerminkan hubungan yang semakin erat antara lembaga keuangan tradisional dan perusahaan teknologi blockchain. Dengan diperkenalkannya RLUSD, pasar cryptocurrency Jepang diharapkan akan menyambut peluang pengembangan baru, memberikan lebih banyak pilihan layanan keuangan yang beragam bagi para investor dan perusahaan.