Baru-baru ini, Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo mengungkapkan perubahan kebijakan yang menarik dalam sebuah wawancara. Diketahui bahwa pemerintah AS sedang melakukan negosiasi dengan perusahaan Intel untuk mengeksplorasi kemungkinan mengubah subsidi dalam Undang-Undang Chip dan Ilmu Pengetahuan menjadi kepemilikan saham. Langkah ini menandakan penyesuaian besar dalam kebijakan semikonduktor AS.
Lutnik menekankan bahwa meskipun pemerintah memiliki saham, mereka tidak akan mendapatkan hak pengelolaan atau hak suara perusahaan. Dia menyatakan, 'Kami hanya mengubah alokasi awal menjadi ekuitas tanpa hak suara.' Pernyataan ini tampaknya bertujuan untuk meredakan kekhawatiran yang mungkin muncul tentang campur tangan pemerintah dalam perusahaan swasta.
Tindakan ini dianggap sebagai sebuah amandemen terhadap undang-undang chip yang ada. Lutnik mengkritik bahwa mekanisme subsidi saat ini gagal memberikan pengembalian langsung kepada pembayar pajak. Melalui kepemilikan saham, pemerintah berharap dapat mendukung pengembangan industri semikonduktor sambil juga memberikan perlindungan yang lebih tangible bagi kepentingan publik.
Perlu dicatat bahwa jika negosiasi dengan Intel berhasil, ini dapat membuka jalan bagi pemerintah AS untuk mencapai kesepakatan serupa dengan produsen chip lainnya. Lutnik juga menyebutkan bahwa demi keamanan nasional, AS bermaksud untuk membangun kembali sebagian kapasitas produksi chip di dalam negeri.
Perubahan arah kebijakan ini mencerminkan bahwa pemikiran strategis Amerika Serikat di bidang teknologi, terutama industri semikonduktor, sedang mengalami perubahan. Ini tidak hanya menyangkut kepentingan ekonomi, tetapi juga melibatkan pertimbangan keamanan nasional dan dominasi teknologi. Dengan semakin kompleksnya rantai pasokan chip global, langkah pemerintah Amerika Serikat ini tanpa diragukan lagi akan memicu perhatian dan diskusi yang luas di kalangan industri.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
8 Suka
Hadiah
8
7
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
MoonlightGamer
· 12jam yang lalu
Kapitalisme juga bermain saham.
Lihat AsliBalas0
NftRegretMachine
· 12jam yang lalu
Program pengelolaan kekayaan putaran lain
Lihat AsliBalas0
GasFeeAssassin
· 12jam yang lalu
Modal dan pemerintah bersatu lagi untuk play people for suckers.
Lihat AsliBalas0
BearMarketBuyer
· 12jam yang lalu
Sudah mulai mengeluarkan uang lagi
Lihat AsliBalas0
GateUser-00be86fc
· 12jam yang lalu
Pemerintah sudah menjadi kapitalis.
Lihat AsliBalas0
BlockchainTalker
· 12jam yang lalu
sebenarnya, ini hanyalah modal ventura yang dibumbui oleh pemerintah tetapi dibuat menjadi politik... smh
Baru-baru ini, Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo mengungkapkan perubahan kebijakan yang menarik dalam sebuah wawancara. Diketahui bahwa pemerintah AS sedang melakukan negosiasi dengan perusahaan Intel untuk mengeksplorasi kemungkinan mengubah subsidi dalam Undang-Undang Chip dan Ilmu Pengetahuan menjadi kepemilikan saham. Langkah ini menandakan penyesuaian besar dalam kebijakan semikonduktor AS.
Lutnik menekankan bahwa meskipun pemerintah memiliki saham, mereka tidak akan mendapatkan hak pengelolaan atau hak suara perusahaan. Dia menyatakan, 'Kami hanya mengubah alokasi awal menjadi ekuitas tanpa hak suara.' Pernyataan ini tampaknya bertujuan untuk meredakan kekhawatiran yang mungkin muncul tentang campur tangan pemerintah dalam perusahaan swasta.
Tindakan ini dianggap sebagai sebuah amandemen terhadap undang-undang chip yang ada. Lutnik mengkritik bahwa mekanisme subsidi saat ini gagal memberikan pengembalian langsung kepada pembayar pajak. Melalui kepemilikan saham, pemerintah berharap dapat mendukung pengembangan industri semikonduktor sambil juga memberikan perlindungan yang lebih tangible bagi kepentingan publik.
Perlu dicatat bahwa jika negosiasi dengan Intel berhasil, ini dapat membuka jalan bagi pemerintah AS untuk mencapai kesepakatan serupa dengan produsen chip lainnya. Lutnik juga menyebutkan bahwa demi keamanan nasional, AS bermaksud untuk membangun kembali sebagian kapasitas produksi chip di dalam negeri.
Perubahan arah kebijakan ini mencerminkan bahwa pemikiran strategis Amerika Serikat di bidang teknologi, terutama industri semikonduktor, sedang mengalami perubahan. Ini tidak hanya menyangkut kepentingan ekonomi, tetapi juga melibatkan pertimbangan keamanan nasional dan dominasi teknologi. Dengan semakin kompleksnya rantai pasokan chip global, langkah pemerintah Amerika Serikat ini tanpa diragukan lagi akan memicu perhatian dan diskusi yang luas di kalangan industri.